Sidak Komisi C dan D DPRD Sidoarjo: Progress Proyek RSUD Sedati Tetap Lambat, Kontraktor Tak Niat Kejar ketertinggalan Pekerjaan

TIMOROMAN.COM- Progress Proyek pembangunan RSUD Sedati senilai Rp 51,7 miliar yang dikerjakan PT Ardi Teknindo Perkasa (ATK) Surabaya dinilai berjalan terlalu lamban. Ini menyusul pekerjaan proyek mercusuar Dinas Kesehatan ( Dinkes) Pemkab Sidoarjo untuk melayani masyarakat pesisir Sidoarjo itu, baru di selesaikan 3 persen.

Padahal, proyek senilai puluhan miliar itu, berdasarkan kontrak kerjanya pekerjaan sudah dimulai juli Tahun 2025, namun hingga kini tidak ada perkembangan signifikan atas proyek pembangunan RSUD Sedati ini.

Kondisi itu, memantik kekecewaan para pimpinan dan anggota Komisi C dan Komisi D DPRD Sidoarjo. Dua komisi yang membidangi pembangunan dan pelayanan kesehatan itu, langsung mengelar lanjutan sidak ke lokasi proyek itu.

Bahkan, para wakil rakyat ini merasa kecewa berat atas hasil pekerjaan. Proyek itu selama 3 bulan terakhir ini.

Bahkan pimpinan dan anggota dewan yang ikut sidak menilai kontraktor pelaksana proyek RSUD Sedati tidak bisa bekerja secara profesional. Salah satu buktinya, kontraktor tidak mampu mengejar ketertinggalan dan keterlambatan target penyelesaian pekerjaan di proyek terbesar di wilayah Kecamatan Sedati itu.

“Saat kami sidak ke lokasi bersama beberapa anggota Dewan tadi, kami mendapati penjelasan dari berbagai pihak. Termasuk dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPkom) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Sidoarjo. Kami juga meminta konsultan pengawas dan kontraktornya untuk memaparkan hasil progress pekerjaan fisik pembangunan RSUD Sedati. Sayangnya hasilnya masih terlambat dari target awal,” ujar ketua Komisi C DPRD Sidoarjo, Choirul Hidayat, Kamis (09/10/2025).

Politisi senior PDI perjuangan yang akrab disapa Abah Dayat ini, menyimpulkan progress pekerjaan fisik di lapangan yang dikerjakan rekanan PT ATK Surabaya itu sudah mulai dikerjakan sejak Juli hingga memasuki Oktober 2025,Namun, Progress pembangunan RSUD Sedati senilai Rp 51,7 miliar itu, baru selesai sekitar 3 persen saja.

“Bagi kami, progress pekerjaan sebesar itu masih keterlaluan dan masih sangat minim,semestinya dengan pekerjaan yang sudah berlangsung dalam waktu sekitar tiga bulan itu, progressnya minimal mencapai 20 persen.

“Informasi lambannya pekerjaan ini, karena pihak kontraktor terkendala pembiayaan. Kalau itu benar yang terjadi, berarti kontraktornya memang benar-benar tidak profesional dalam mengerjakan proyek untuk pelayanan kesehatan masyarakat pesisir Sidoarjo ini,”tegas anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sidoarjo.

Menurut Abah Dayat, terlambatnya kontraktor itu juga dapat diukur dari hasil pengerjaan fisik di lapangan yang baru sebatas pembuatan pondasi, dengan beberapa tiang pancang (Paku Bumi) yang belum selesai 100 persen. Bahkan terlihat diblokasi proyek, belum adanya peningkatan aktifitas kerja sebagai upaya percepatan kinerja yang dilakukan PT ATK Surabaya atas pembangunan rumah sakit di wilayah Sidoarjo Utara itu.

“Berdasarkan keterangan dari Dinkes Pemkab Sidoarjo, hampir setiap pekan ada rapat dengan kontraktor yang isinya membahas progress dan permasalahannya. Kami sempat meminta untuk diundang dalam rapat di dewan. Karena kami juga berencana segera menggelar hearing untuk mengurai permasalahan ini dengan mengundang semua pihak. Baik dari Dinkes,kontraktor pelaksana maupun konsultan pengawasnya. Kami tidak ingin ada masalah dalam pembangunan RSUD Sedati itu,”punya Abah Dayat.

Sementara Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, M Dhamroni Chudlori didampingi beberapa anggota lainnya, diantaranya Sutadji, Tarjit Erdianto dan Wahyu Lumaksono yang ikut sidak ke lokasi proyek juga merasa kecewa berat atas kinerja kontraktor pelaksana.

Meski dalam sidak itu, para wakil rakyat ini ditemui PLT Kepala Dinas Dr Lakshmie dr Lakhmie Herawati maupun dari perwakilan pihak kontraktor pelaksana pekerjaan.

“Setelah mendapat pemaparan dari berbagai pihak, kami menangkap indikasi ketidakmampuan pihak rekanan (PT ATK Surabaya) menyelesaikan pekerjaan itu sesuai target. Dari penjelasan pekerjaan fisik kurang 19 persen dari target. ini kan menunjukkan ketidakmampuan kontraktor menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai target. Lambatnya kinerja ini harus disikapi secara tegas oleh semua pihak,” jelas politisi senior PKB Sidoarjo yang akrab disapa Cak Dham ini.

Selain itu, Cak Dham menguraikan sidak itu tentunya terkait dengan berbagai persoalan di lapangan.
Terutama, menyangkut teknis pekerjaan di lapangan. Sesuai tupoksinya, tujuan Sidak hanya ingin memastikan pembangunan rumah sakit ini selesai tepat waktu.

Harapannya, agar hasilnya bisa segera dinikmati masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan.

“Untuk Dinkes Pemkab Sidoarjo, kami dengan tegas meminta agar pembangunan RSUD Sedati ini jangan sampai molor. Karena keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat untuk peningkatan pelayanan kesehatan,” papar politisi senior PKB asal Kecamatan Tulangan ini.

Sedangkan soal lambannya kinerja PT ATK Surabaya, Cak Dham juga meminta agar Dinkes Pemkab Sidoarjo sebagai leading sector pembangunan rumah sakit ini bersikap tegas.
Pihaknya meminta jangan sampai ada. toleransi yang justru melahirkan persoalan dalam pembangunan rumah sakit itu.

“Kalau memang kontraktor tidak mampu, sebaiknya mundur saja. Kemudian Dinkes Pemkab Sidoarjo membayar sesuai dengan progress pekerjaannya yang diselesaikan rekanan itu,”tandas Cak Dham yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PKB Sidoarjo ini.

Tidak hanya itu, politisi PKB yang sudah menjabat beberapa kali ini menilai mundurnya kontraktor menjadi solusi tepat saat ini, Selanjutnya, pembangunan RSUD itu diserahkan kontraktor lain, yang sebelumnya menjadi pemenang nomor urut 2 pada saat lelang kemarin.

“Saya berkeyakinan kalau kondisi seperti ini dibiarkan, pembangunan RSUD Sedati tidak bisa selesai tepat waktu. Saya kira masih banyak rekanan lain di Sidoarjo yang mampu bekerja lebih profesional dan mampu menyelesaikan pekerjaan itu tepat waktu sesuai kontrak pekerjaan,” pungkasnya. (Ud/Rk)

Share this :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *