Penutupan Perbatasan Australia Terkait Corona Ciptakan Kekacauan
SURABAYAONLINE.CO- Para pejabat pemerintah Australia pada Selasa bergegas menerapkan sistem izin perjalanan sebelum menutup perbatasan yang sibuk antara dua negara bagian terpadatnya guna membendung wabah virus coorna di kota Melbourne.
Jalur negara bagian antara New South Wales (NSW) dan Victoria, yang sangat keropos dan membentang ratusan kilometer, dijadwalkan ditutup pada Selasa pukul 11,59 malam untuk pertama kalinya dalam 100 tahun.
Tentara telah diperintahkan berpatroli di 55 jalan perbatasan -yang digunakan setiap hari oleh komuter, anak-anak sekolah dan angkutan jalan- serta beberapa penyeberangan sungai dan hutan belantara. Siapa pun yang kedapatan menyeberang secara ilegal akan menghadapi denda besar atau penjara.
Para pejabat NSW bergegas mengeluarkan izin menyeberang setiap hari kepada warga di kedua sisi perbatasan, tetapi mengatakan penundaan di lapangan kemungkinan besar terjadi.
“Akan ada antrian, akan ada frustrasi, akan ada banyak pertanyaan tetapi kami melakukan ini demi menjaga semua orang selamat,” kata Berejiklian kepada Australian Broadcasting Corporation, Selasa.
Kevin Mack, walikota Albury, sebuah kota perbatasan di sisi bagian NSW, mengatakan mengingat sekitar 50.000 pergerakan kendaraan melintasi garis negara bagian setiap hari “maka langkah ini akan menjadi mimpi buruk bagi semua orang.”
Departemen Pertahanan mengatakan 350 hingga 500 personel militer akan dikerahkan untuk mendukung patroli polisi setempat. Orang-orang yang menyeberang secara ilegal terancam denda 11.000 dolar Australia dan hukuman penjara enam bulan.
Penutupan perbatasan itu diumumkan Senin setelah lonjakan kasus COVID-19 di Melbourne, ibukota Victoria, baru-baru ini yang mendorong pihak berwenang untuk menerapkan kembali jaga jarak sosial yang ketat di lebih dari 30 pinggiran kota itu dan menempatkan lockdown penuh terhadap sembilan gedung perumahan rakyat.
Wabah Melbourne hampir seluruhnya menjadi penyebab kenaikan jumlah rata-rata kasus harian secara nasional menjadi 109 orang selama seminggu terakhir, dibandingkan dengan rata-rata hanya 9 kasus setiap hari selama pekan pertama Juni.
Australia sejauh ini telah melaporkan cuma 8.600 kasus selama pandemi dan 106 kematian, termasuk dua yang dilaporkan di Victoria pada Senin.
Penutupan perbatasan adalah pukulan bagi harapan Australia dalam menahan kejatuhannya saat negara itu ke jurang resesi pertamanya dalam hampir tiga dekade terakhir, berkat pembatasan jaga jarak sosial yang diberlakukan Maret dan sebagian besar sudah dicabut.
KEKACAUAN DI PERBATASAN
Untuk kegiatan usaha di perbatasan, yang terakhir ditutup selama pandemi flu Spanyol pada 1919, pembatasan ini juga menciptakan kekacauan pada sistem logistik.
“Sekitar seperempat staf saya seperti saya tinggal di NSW, dan melintasi perbatasan itu setiap hari untuk pergi kerja,” kata Paul Armstrong, yang mengelola sebuah pompa bensin di Wodonga, sebuah kota perbatasan di sisi Victoria. “Saya tak tahu apakah mereka akan bisa masuk.”
Penutupan itu juga terjadi selama liburan sekolah di kedua negara bagian yang merupakan waktu puncak perjalanan bagi kebanyakan keluarga.
Ray Bell, pemilik Twofold Bay Motor Inn di Eden, sebuah kota pantai di sisi perbatasan NSW, mengatakan dia menerima 37 permintaan pembatalan dalam satu malam, termasuk lima tamu yang terpaksa pulang lebih awal ke rumahnya.
Sementara itu, Federasi Sepak Bola Australia (FFA) akan dipaksa meminta pengecualian untuk membolehkan tiga klub A-League yang berbasis di Melbourne masuk ke New South Wales setelah rencana mereka keluar dari Victoria dengan pesawat Senin malam dirusak oleh kabut yang menutup bandara.