Waspada Rabies Bisa masuk Timor Leste dari Flores

TIMOROMAN.COM– Dokter ini beri peringatan dini, kasus rabies di Flores bisa menular ke wilayah timor hingga ke Negara Timor Leste.

Kasus kematian akibat digigit anjing rabies di Flores tahun 2018 ini bertambah satu lagi hingga mencapai angka 14 korban meninggal dunia.

Satu Siswi Kelas 2 SD di Nagekeo Mbay Tewas digigit anjing rabies. Dokter Ini tak bisa berkta-kata lagi.

Pemerhati masalah rabies di Flores, dr. Asep Purnama, S.Pd, menyesalkan kematian anak berusia 10 tahun yang adalah siswi kelas 2 SD Stelamaris Nangadhero, Kabupaten Nagekeo.

Anak ini meninggal hari Kamis (13/12/2018) paska digigit anjing rabies.

“Khusus untuk Kabupaten Nagekeo, kasus ini merupakan kasus ke-4 tahun 2018. Sangat memrihatikan,” kata dr. Asep melalui WA nya kepada Pos-Kupang.com, Senin (17/12/2018).

Menurut Sekretaris Komite Rabies Flores Lembata, tahun 2018, kasus rabies di daratan Flores Lembata sebanyak 14 korban meninggal.

“Artinya, di Flores-Lembata, setiap bulan ada 1-2 orang meninggal sia-sia karena virus rabies. Kematian yang sebenarnya bisa dicegah,” kata dr. Asep.

Tanpa berniat menakut-nakuti, Sekretaris Komite Rabies Flores Lembata, dr. Asep Purnama, Sp.PD mengatakan, kasus rabies di Flores itu bisa saja sampai ke Timor Barat hingga Negara Timor Leste.

“Rabies ini ‘penyakit menular’ jadi harus kerja bersama satu Pulau, Flores. Kalau rabies tetap dibiarkan merajalela di Flores, maka suatu saat akan menyebar juga ke Timor dan Sumba. Hal ini maka bisa semakin rumit dan perlu biaya besar dalam penanganannya,” kata dr. Asep.

Dan jika sudah begitu keadaannya, kata dr. Asep, maka dunia atau masyarakat dunia akan takut ke NTT karena ancaman kematian akibat rabies. Kondisi yang sama juga terjadi jika kasus HIV AIDS tidak segera ditangani dengan baik.

Karena itu, dr. Asep memberikan dua solusi untuk menghadapi kasus rabies di Flores. Langkah pertama, mesti dilakukan vaksinasi anjing untuk mencegah penularan.

“Caranya dengan menghitung jumlah anjing di setiap kabupaten. Siapkan vaksin dan biaya operasional serta SDM untuk melakukan vaksinasi serentak. Target minimal 70% anjing divaksin,” kata dr. Asep.

Menurut dr. Asep hal ini kelihatan udah dilakukan namun kenyataannya, hingga kini kasus rabies masih tetap ada, artinya bahwa cara itu belum maksimal diterapkan.(*)

Share this :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *