Tradisi Warga Wonosari Ziarah Makam Walisongo
TIMOROMAN.COM– Kyai Jamal,pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayatussallam Beserta jamaah Warga Wonosari Kec Megang Sakti Kab Musi Rawas Prop Sumsel dengan khusyuk dan suara lirih memimpin baca Surat Yasin dan dzikir di makam Sunan Ampel Surabaya, Kamis (11 Juli 2024) Pagi. Ia membawa rombongan kecil sebanyak 60 orang Jamaah.
Ziarah ke makam Walisongo menjelang datangnya bulan Ramadhan ini sudah menjadi tradisi kami sejak muda. Dengan jumlah jamaah yang kecil ziarah kami lebih khusyuk.Tidak terburu-buru,katanya.
Dari Sunan Ampel akan melanjutkan ke kota Bali yaitu ke Makam R. Datuk Maspakel (Sunan Mumbul) Karangasem.
Biasa nya akan di tambah ke makam Gus Dur di Jombang , Syekh Jumadil Qubrro di mojokerto,KH.Abdul Hamid di Pasuruan.
Bagi kyai Jamal dari Desa Wonosari Kec Megang Sakti, ziarah ke makam Walisongo merupahkan tradisi yang baik untuk lebih memantapkan ibadah puasa Ramadhan sebagai perjuangan melawan hawa nafsu. Dengan berziarah dan berdoa di makam Walisongo, kita jadi ingat bahwa kita akan mati. Sebagai wujud terima kasih atas perjuangan mereka yang menyiarkan Islam di Jawa. Kalau tak ada perjuangan mereka, mungkin kita tidak menjadi muslim, katanya. Dia memimpin rombongan satu bus atau sekitar 60 orang.
Bagi Iskandar ,asal Desa Wonasari Kec Megang Sakti, Beliau sanggat senang ikut berziarah ke makam Walisongo. Ziarah secara khusus di bulan syaban ini disertai harapan agar nanti pada bulan suci Ramadhan bisa khusyuk menjalani ibadah puasa dan lainnya. Intinya kami Ramadhan ingin fokus melaksanakan ibadah puasa, katanya.
Harus antre Pengurus Komleks Makam Wisata Ziarah Syekh Maulana Malik Ibrahim,Salim menjelaskan,rata -rata pengunjung mencapai 80 bus per hari. Jika satu bis isi 50 orang rata – rata di bulan Syaban ada 4.000 pengunjung yang datang . Itu belum termasuk yang datang dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum,tuturnya.
Ziarah kubur adalah sesuatu yang juga dikerjakan Rasulullah. Tujuannya bukan untuk meminta sesuatu kepada ahli kubur melainkan untuk mendoakan mereka. Merefleksi diri perjuangan mereka. Merefleksi diri bahwa kita Juda akan mati. Ini tradisi yang baik. Dan menurut Hadist riwayat Muslim, menciptakan tradisi yang baik itu mendapat pahala, kata Ny.Hajjah Eka Sunarti , Seorang Rombongan Jamaah Walisongo dari Kec Megang Sakti Kab Musi Rawas Prop Sumsel. (Udin/Reksa)