Tanpa Bekal Ilmu, Pengusaha Ini Kini Punya Karyawan 200 Orang
TIMOROMAN.COM-Sebagai seorang warga yang tinggal di Gondanglegi, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, ia tidak pernah bermimpi bahwa suatu saat produknya bisa go international alias ekspor ke manca negara.
Sukses memang tidak bisa datang tiba-tiba perlu ketekunan dan kesabaran. Demikian juga yang dialami oleh Haji Sulaiman. Kalau orang tidak mengenal secara dekat, sukses yang diraihnya itu sepertinya gampang diraih.
Ia dulunya hanyalah warga yang biasa-biasa saja. Mula-mula berprofesi sebagai kuli bangunan, pernah juga angon (menggembala) bebek untuk menghidupi dirinya. Usaha untuk meraih kesuksesan terus ia cari. Akhirnya ia mencoba peruntungannya dengan meracik rokok. Dari bahan baku, pilihan tembakau dan bahan lain ia kerjakan sendiri, hingga proses meramu rasa ia sendiri yang kerjakan.
Proses meramu hingga menemukan rasa yang cocok untuk konsumen bukan hal yang mudah. Karena rasa tidak bisa diukur dengan mesin, mesti merasakan sendiri dengan panca indera terutama lidah untuk mencecap rasa.Ia berhasil menemukan racikan yang tepat meskipun seumur hidup ia belum pernah bekerja atau bergabung dengan pabrik rokok.
Dan hasil racikannya yang ia mulai tahun 2004 lalu, kini sudah sudah menjadi pabrik yang memiliki sekitar 200-an karyawan. PT SM (SaYAPMAS) perusahaan rokok yang ia kelola berhasil masuk Turki dan Philipina juga punya penggemar yang cukup banyak di wilayah sekitar Malang, NTT dan NTB. Padahal ia belum pernah ikut bekerja di pabrik rokok.
Haji Sulaiman yang berpenampilan kalem ini, kini siap melangkah melebarkan sayap bisnisnya. Ia siap menembus pasar di luar negeri bahkan siap bersaing dengan pabrik lain yang sudah mapan. SAYAPMAS yang memproduksi SKT (Sigaret Kretek Tangan) dan SKM (Sigaret Kretek Mesin) akan ia bawa terbang tinggi.
Mariyadi SH MH pemerhati UMKM juga menambahkan rokok sebenarnya merupakan bagian dari warisan budaya alias heritage Indonesia. “Hubungannya erat juga dengan industri tembakau. Mengerjakan rokok dengan melinting itu kan salah satu warisan budaya kita,” bebernya. (*)