Mega Proyek di Timor Leste(3):Mempertaruhkan Cadangan Migas
TIMOROMAN.COM-Bandara dan jalan raya ini merupakan proyek pembangunan infrastruktur besar-besaran untuk mengembangkan wilayah pesisir pantai selatan. Namanya Proyek Tasi Mane.
Rencananya berupa penyaluran minyak dan gas dari Laut Timor untuk diproses di darat.
“Pahlawan perjuangan kemerdekaan di negara ini sangat mendukung proyek ini, sehingga orang lain segan mempertanyakannya,” jelas Scheiner.
Banyak dari pahlawan kemerdekaan itu, termasuk Xanana Gusmao sendiri, sekarang duduk di pemerintahan.
Bahkan Xanana sendiri yang langsung memimpin Proyek Tasi Mane, yang diharapkan memberikan dukungan begitu Timor-Leste dan Australia meratifikasi perjanjian perbatasan laut bulan depan.
Perjanjian kedua negara akan memberi hak kepada Timor Leste atas sebagian besar royalti dari ladang Greater Sunrise, bernilai sekitar 50 miliar dolar.
Perusahaan minyak milik negara Timor Gap berpandangan nilai cadangan tersebut jauh lebih besar dari itu.
“Angka-angka kami menunjukkan nilainya lebih dari 76 miliar dolar, berdasarkan cadangan yang kami hitung,” kata CEO Timor Gap, Francisco Monteiro.
“Selama proyek ini kami akan menerima setidaknya 28 miliar dolar,” tambahnya.
Namun sejumlah pihak menyebut biaya proyek ini akan jauh lebih besar daripada hasilnya.
Timor Leste kini hampir sepenuhnya menggantungkan diri pada cadangan minyak dan gas tersebut.
Namun bukannya menikmati royalti dari pemrosesan lepas pantai tanpa mengeluarkan dana satu sen pun, seperti halnya yang terjadi di ladang migas Bayu Undan, Timor Leste justru bertekad membangun fasilitas pengolahan sendiri.
Proyek Tasi Mane mencakup rencana kilang LNG, refinery, pangkalan industri, pelabuhan laut, bandara kedua, dan jalan raya yang menghubungkan semuanya di sepanjang pantai selatan negara itu.
Keseluruhan proyek membutuhkan biaya hingga 16 miliar dolar.
Dana tersebut kurang-lebih sama dengan Dana Perminyakan Timor Leste yang saat ini dipakai untuk APBN bidang kesehatan, pendidikan dan pelayanan vital lainnya.
Selain itu, Timor secara terpisah telah membayar 650 juta dolar untuk membeli saham mayoritas di proyek Greater Sunrise, memberikannya kendali atas bagaimana dan dimana cadangan minyak dan gas dikembangkan.
Timor Gap sekarang berusaha mendapatkan pinjaman 16 miliar dolar dari bank asing dan investor, termasuk Bank Exim China.
Tetapi para analis perminyakan mengatakan proyek itu tidak dapat dijalankan, dan malah bisa mengirim Timor Leste ke dalam perangkap hutang China.
“Mempertaruhkan seluruh cadangan sumber daya, dana 17 miliar dolar yang disimpan di Dana Perminyakan, pada satu proyek di sektor migas, merupakan pertaruhan yang buruk,” ujar Scheiner.
Dia menyebut sebenarnya sektor perminyakan merupakan sektor yang paling tidak efisien untuk menciptakan lapangan kerja di Timor.
“Kita seharusnya fokus pada pertanian, pada pariwisata, pada industri kecil untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan di sini,” katanya.
Awal tahun ini, Parlemen Timor Leste mengubah UU untuk menghilangkan sebagian pengawasan terhadap penggunaan uang dari Dana Perminyakan untuk proyek-proyek besar.(bersambung)